Kamis, 17 November 2011

Bahkan kau bebas memahaminya :)

Kau menengadah. Langit sedikit muram. Entah kenapa, mungkin karena hujan masih enggan merintik.

Pernahkah berpikir, bahwa setiap yang kau lakukan adalah sesuatu yang butuh alasan.
Atau mungkin, pernahkah berpikir bahwa kau melakukan sesuatu namun kau tak pernah mengerti apa alasannya.

Seolah menjadi sebuah misteri. Sebuah perkara besar. Bahkan kau tak pelru menjawabnya.

Bebas. Liar. Brutal. Dan tak ingin ada yang mengusik.
Kemudian kau terbang. Melayang. Mengepakkan sayap. Melambung setinggi-tingginya.
Dan kau menemukan hamparan luas serabut putih yang halus.
Kau mencoba untuk menyentuhnya.
Kau merasakan butir-butir halusnya.
Seperti kapas. Dingin. Dan tentu saja lembut.

Kau tahu apa?
Ternyata kau tak mampu menjawab.

Kau kesal. Kau kecewa. Kau marah.
Kau berpindah. KAu bergerak. Kau terbang ke arah yang tak kau temukan lagi serabut putih halus itu.
Kau mencari.
Mengepakkan kedua sayapmu semakin kuat.
Nuranimu semakin ingin menjauh dari butiran halus itu.
Karena kau terlanjur kecewa!

Tak lama ...
kau menemukan gelap. Gulita. Hampa. Tanpa setitik pun cahaya.
Kau berkedip. Terus. Dan berkali-kali.
Kau hampir tak percaya apa yang kau lihat.

Memorimu tentang serabut putih halus itu mendadak menguasaimu. Ia bahkan menjalar memenuhi relung otakmu.

Lagi-lagi kau kesal. Kecewa. Marah. Dan kali ini kau menyesal.

Kepak sayapmu melemah.
Kau terhempas.
Kau pasrah.
Kau tak bernyawa.
Namun kau tenang.

Buitenzorg, 21 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar