Senin, 02 Mei 2011

Cerita sederhana 06

Buitenzorg hujan deras. Percikan air bertalu dengan gemuruh angin yang menerpa. Memainkan simponi lagu-lagu yang hampir beraturan. Ahhh ... betapa ini semua melahirkan sebuah cinta.


Tentang cinta.
Ketika ada seorang anak manusia yang telah lahir, maka cinta pun merona.
Ketika ada dua mata saling terpana dan terpesona, maka cinta pun bertahta.
Ketika ada dua insan yang saling menggenggam rasa, maka cinta pun tak kuasa.


Semua menggelora. Berupaya. Bercahaya. Bermahkota. 
Cinta ...
Boleh aku bertanya?
Apa cinta akan hilang? 
Apa cinta akan lenyap?
Atau musnah? 


Hujan terus membasahi jagat raya sore ini.
Dan aku masih belum mampu menjawab. Tak pula mampu bertanya. 


Bahwa aku memang belum mengerti cinta. Sepenuhnya ... sedalamnya. :)


Buitenzorg, 2 Mei 2011

Cerita Sederhana 05 (Tentang kelabu)

Kelabu ... 
Sejenak pikiranku berlabuh tentang maknanya.
Makna hitam atau putih yang siap mendampinginya.
Tidak ! Ternyata memang bukan keduanya.

Yaa ... malam di Buitenzorg, udara tetap dingin di luar sana.
Alunan musik pembakar semangat kembali kuputar.
Tentang Mimpi. Tentang Angan. Tentang Semangat. Tentang Perjuangan. Tentang Pergolakan. Tentang apapun itu yang membuat aku bisa merasakan kembali makna kebahagiaan. 

Pernahkah berpikir bahwa kau mampu hidup di padang gurun tandus tanpa setitik pun air di hadapanmu?
Pernahkah berpikir bahwa kau mampu bertahan tegak di tepi jurang dengan ribuan angin menerpa?

Mungkin kau akan mati terkubur di padang gurun tandus itu
Mungkin pula kau akan terjatuh dari tepi jurang itu

Lantas, apa yang dapat kau lakukan setelahnya?

Tidak! Kau sama sekali tidak boleh menyerah. 
Ini hidupmu! Ini nyawamu! Kau bebas menyelamatkannya. Bahkan kau bebas merenggut kembali dari segala yang merenggutnya darimu.

Ya ... karena semua penentuan ada jauh di dalam hatimu.
Kau ingin hidup atau sekedar pasrah?

Jika AKU, insya allah aku ingin tetap hidup.
Karena aku memiliki DIA, memiliki mereka :)

Cerita Sederhana 04 (Tentang kebahagiaan)


Hujan masih terus mengguyur kota Buitenzorg tercinta. Kota yang hampir setiap hari kelabu. Mengantarkan titik-titik hujan dengan segala romantismenya. Merata ke seluruh permukaan tanah, atau sekedar singgah sementara di pucuk dedaunan hijau dan bunga-bunga yang penuh warna.
Oh, betapa hidup begitu indah. Betapa hidup seharusnya bahagia. 
Hari itu akan terus berlalu. Maka, ketika hari ini belum berlalu seutuhnya, biarkanlah peluhku terus mengucur deras. Tak peduli rasa lelah, tak peduli rasa sakit, ataupun tak peduli rasa yang membuatku tak lagi bahagia.
Karena aku selalu ingin melalui hari dengan sejuta pesona, dengan sejuta cerita. Tentu saja cerita sederhana yang memiliki makna luar biasa. 
Aku senang! Aku bahagia! Dan aku terus belajar! Tentang hidup. Tentang menjadi dewasa. Tentang menjadi bijaksana. Dan tentang pilihan-pilihan yang dapat membuatku bahagia.

Begitulah ... aku menutup cerita. Selalu ada makna yang aku dapat.

Alhamdulillah ...
"Maka nkmat Tuhan kamu mana lagikah yang kamu dustakan?"

Untuk ayah dan ibu di rumah :
Gadis bungsu kecil ini ingin memberikan kalian sebuah persembahan dan tentu saja ingin membuat kalian bangga karena telah membesarkan aku. Terima kasih yg tak terkira :)

Buitenzorg, 30 April 2011