Rabu, 29 Juni 2011

Cerita sederhana 09

Bunga itu terjatuh dari tangkainya. Terbang bebas, mengayun, dan akhirnya singgah di permukaan tanah. Tak berapa lama, angin bertiup dan membawa bunga itu kembali terbang. Dan kemudian jatuh kembali.


Aku menatap lembut bunga yang kini tetap tenang di permukaan tanah. Tak ada lagi angin yang mengusiknya. Ia seperti terlelap sekarang. Diam, membisu, dan aku sama sekali tak tahu ia sedang apa. 


Menit berlalu. Kulayangkan pandanganku ke langit angkasa yang luas di atas sana. Membiru dengan kumpulan serabut putih yang juga membentang luas. Mereka berpadu. Membentuk perpaduan warna yang sederhana. 


Kulihat, tak ada mendung. Bahkan, serabut awan nampak jelas berwarna putih cerah. Ya, matahari nampak berkuasa di langit sana. Ia cerah. Dan belum disapa mendung. 


Lantas, apalagi yang dapat kulihat ?
Karena aku memang sedang ingin bercengkrama dengan alam. Bahwa aku ingin jiwaku tenang sesaat. Menatap apa saja yang menjadikan hatiku kembali teduh.


Rindang pohon. Menghijau.
Bentangan padi di sawah. Hampir menguning.
Sang cencorang. Hijau yang hinggap di salah satu daun. Warna mereka menyatu.
Sang katak. Berlompatan dengan amat riang.
Sang ayam. Berjalan santai bersama anak-anaknya.
Sang kucing. Menyapa diriku yang tersenyum padanya.
Ahh ... mereka. Anak-anak yang baru saja pulang sekolah. Mereka asyik mengayuh sepedanya.


Buitenzorg, inikah ceritamu siang ini?
Bagaimana ceritamu malam nanti?
Akankah hujan menemani?
Aku menunggu ... :)


Butenzorg, 26 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar