Kamis, 24 Maret 2011

Cerita sederhana 02

Malam. Hening. Sayup-sayup hanya suara jangkrik yang mampu berirama. Menemani aku dalam keasyikan bercengkrama dengan kata-kata. 
Entah mengapa mata ini sulit terpejam. Pikiranku masih jauh membayangkan betapa aku bukanlah apa-apa tanpa rezeki dan anugerah dari-Nya. Betapa aku hanya makhluk yang bernyawa jika saja tanpa cinta dari-Nya. Betapa aku hanya penikmat dunia jika saja aku tak mengenal-Nya. Oh, sungguh itu tidak benar-benar kuinginkan.

Sedikit cerita tentang sore hari ini. Masih terbayang cakrawala luar biasa pada langit menjelang sore di Kota Buitenzorg. Pagi yang nampak abu-abu dan ketika sore sangat mendecak kagum sang pemilik jiwa di dalam tubuhku. Betapa fatamorgana yang begitu indah. Membentang luas diselimuti kabut kelabu. Dan tentu saja, hiasan burung-burung yang asyik terbang kesana kemari semakin menyempurnakan angkasa sore hari ini. 

Belum lagi, ketika aku jalan menyusuri jalan lurus hingga ke ujung depan, nampak sebuah gunung menjulang berwarna kelabu. Sedikit dihiasi siluet putih yang mempercantik bentangan alam Kota Buitenzorg.

Sungguh, seandainya ada warna-warni pelangi yang juga ikut menghiasinya, maka fatamorgana itu akan semakin sempurna. Mungkin lain kali. Karena sang pelangi sedang menunggu hujan di tengah terik mentari. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar