Rabu, 15 Februari 2012

MY NAUGHTY PRINCE (Prolog)

Negeri Pourne ...
Tahukah kalian?
Aku begitu mengagumi negeri ini.
Aku begitu mencintai negeri ini.
Dan tentu saja, aku sangat menyayangi seorang Pangeran di negeri ini.

***
Well, aku Jennna Thompson. Aku selalu bilang bahwa aku benar-benar menyukai Negeri Pourne. Aku terlalu cinta dengan negeri ini dan jujur saja sejak aku terlahir ke dunia sampai sekarang, aku belum pernah menginjakkan kakiku ke luar Negeri Pourne. Di negeri indah, hamonis, dan damai inilah aku tinggal bersama dengan Paman John dan Bibi Moon. Mereka berdua adalah satu-satunya keluargaku yang masih hidup. Sementara ayahku, dia tewas ketika menjadi salah satu pasukan pengawal raja saat usiaku masih 8 tahun. Setidaknya aku tahu bahwa ayahku adalah seorang pahlawan. Mungkin kematiannya memang terdengar tragis, tapi aku selalu berpikir bahwa aku sangat bangga terhadap beliau. Berani mengorbankan nyawanya untuk seorang pemimpin negeri ini. Lantas mengenai ibuku, baru satu tahun ini aku memperingati hari kematiannya. Dia meninggal karena kanker payudara yang telah menguasainya selama 5 tahun.
Aku adalah gadis berusia 20 tahun yang sedang mencari biaya tambahan kuliah dengan bekerja part-time dimana saja. Aku pernah menjadi seorang nanny dan bekerja pada keluarga seorang Perdana Menteri Mark Gregory. Beliau sangat mempercayakan kedua bocah kecilnya padaku. Si sulung Ben Gregory dan si bungsu Ken Gregory. Mereka berdua pria kecil tampan yang sangat penurut. Namun, terkadang aku juga sering dibuat susah payah oleh mereka berdua. Tapi kupikir, kenakalan mereka masih dalam batas wajar. Jadi, aku tak terlalu memusingkannya.
Aku juga pernah menjadi seorang koki kecil di sebuah restoran pinggir kota Pourne. Saat itu, aku masih berusia 14 tahun. Ya, semenjak usia 14 tahun, aku selalu membiasakan diri mencari uang tambahan. Setidaknya aku punya uang saku yang lebih ataupun sekedar ditabung untuk membiayai kuliahku kelak. Aku sangat bermimpi menjadi seorang dokter khusus kerajaan di Negeri Pourne. Sepertinya aku akan bisa bertemu dengan sang pemimpin Negeri Pourne yang sangat baik hati. Aku begitu mengagumi sosoknya. Sosok seorang pria berusia 50 tahun yang begitu mencintai negeri dan rakyatnya. Beliau sangat cerdas. Beliau rendah hati. Dan gaya bicara beliau ketika pers datang, sangat berwibawa. Begitulah, apalagi aku tahu bahwa ayahku pernah berkorban untuk keselamatan beliau.
Mengenai impianku tersebut, sekarang aku benar-benar sedang menjalaninya. Aku berusaha keras ketika masih di bangku SMA. Aku sangat tekun belajar agar dapat lolos seleksi ujian masuk perguruan tinggi negeri yang terhebat di Negeri Pourne. Alhasil, usahaku tersebut tidaklah sia-sia, bahkan aku termasuk salah satu mahasiswa pilihan yang memperoleh beasiswa unggulan dari sang Raja karena skor ujianku masuk kategori 10 besar. Saat mendengar pengumuman itu aku benar-benar bahagia. Aku merasa, perlahan impianku akan tercapai.
Sekarang, kebahagiaanku semakin bertambah. Mungkin ini memang bukan impianku, tapi ini seakan seperti sebuah mimpi indah yang mendatangiku. Aku bahkan tidak ingin bangun jika ini memanglah hanya sebuah mimpi!
Betapa menyenangkannya …
Betapa membahagiakannya …
Ketika aku secara tidak sengaja, atau kusebut secara iseng, aku diam-diam mengirim sebuah surat lamaran untuk bekerja sebagai salah satu pengawal kerajaan. Saat itu, aku membaca iklan di sebuah harian kota, bahwa sang raja membutuhkan pengawal raja yang berkompeten dalam bidang seni bela diri, kecakapan bersosialisasi, dan tentu saja bermoral baik. Apalagi sang raja tidak mempermasalahkan jenis kelamin. Sang Raja hanya butuh seseorang dengan umur 18-25 tahun yang memiliki rasa tanggung jawab besar. Aku benar-benar tidak pikir panjang. Sudah kubilang ini hanya keisengan dan kekonyolanku sesaat. Namun, aku juga menyadari bahwa aku sanggup memenuhi kriteria tersebut. Aku pernah berlatih beladiri bersama ayahku, dan sepeninggal beliau, aku berlatih bela diri bersama Paman John. Mereka berdua sangat menguasai seni bela diri karate. Apalagi saat itu aku sangat terobsesi menyelamatkan semua teman-temanku yang tidak berdaya dari serangan bocah-bocah nakal. Aku tidak ragu mempelajari karate.
Dan tibalah hari ini, saat pengumuman nominasi pengawal kerajaan diumumkan pada harian kota pagi. Aku yang tak biasa membeli harian kota, tiba-tiba rela menyisihkan uang sakuku untuk membeli harian kota itu. Tentu saja, pengumuman mengenai nominasi pengawal raja menjadi topik utama pada harian kota pagi di Negeri Pourne.
Well, aku Jenna Thompson.
Salah satu nominasi pengawal Raja Pourne yang akan mengikuti tes wawancara. Senyumku mengembang sempurna.
Kau tahu kenapa?
Karena besok aku akan pergi ke Pourne House untuk bertemu sang raja.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar