Minggu, 03 Oktober 2010

BEGITULAH ... SEHARUSNYA SAYA BERSAHABAT

Tulisan ini saya tulis ketika saya benar-benar ingin membantu teman saya, sementara teman saya tersebut sangat tidak percaya bahwa saya akan membantunya.
Awalnya saya agak kecewa ... teman saya berpikiran seperti itu. Tapi, sekali lagi saya berpikir. Toh, semua orang bebas berpendapat. Termasuk teman saya itu. SO,,, yang saya lakukan hanya terus meyakinkannya bahwa insya allah saya ingin membantunya.

"Sahabat" , kritis memang bila saya artikan maknanya. Betapa kita menginginkan bahwa "sahabat" adalah orang yang selalu ada di samping kita ketika kita benar-benar membutuhkannya dan betapa kita berharap bahwa "sahabat" adalah orang-orang yang menerima segala kekurangan dan kelebihan kita.

Namun ... sadarkah ? Ini semua hanya butuh "satu kekuatan". Kekuatan di dalam diri yang seharusnya membimbing langkah kita, mengulurkan tangan kita, merangkai senyum dan tawa kita, atau bahkan memecah tangis kita. Suatu kekuatan yang kita yakini bahwa sahabat memanglah "ada" tanpa harus kita paksakan keberadaannya.

Tidak pula menuntut ... namun pahamilah bahwa kaulah yang seharusnya dituntut.
Ya ... mulailah untuk menuntut diri sendiri "apakah kau telah berguna bagi sahabatmu?"
dan "apakah kau telah melakukan sesuatu yang besar untuk sahabatmu?" atau "apakah kau telah mengulurkan tangan setulus yang sahabat-sahabatmu harapkan?".

LANTAS ... "Apakah kau telah menghapus titik airmata sahabatmu yang sedang terluka?"
dan kesekian kalinya tuntutan lain yang membuat kita semakin mengerti bahwa sahabat adalah orang yang seharusnya lebih banyak kita tolong. Bukan orang yang justru lebih banyak menolong kita.

Sadarlah ... betapa "mengulurkan tangan untuk memberi sesuatu yang berharga itu akan lebih bermakna daripada mengulurkan tangan hanya untuk mengharapkan bantuan".
Terutama jika itu untuk sahabatmu ...
(untuk sahabatku tersebut ... Insya Allah aku akan selalu mengulurkan tangan ini semampuku dan jangan pernah ragu untuk menggenggam tanganku ini. dan tak ada suatu masalah yang harus kau salahkan. hanya saja ... kita harus lebih bijaksana dalam menghadapi semua permasalahan tersebut) (daneguka).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar